Nikkei 225 menguat 1 persen dan mencetak rekor tertinggi baru setelah bulan lalu mengalahkan rekor tahun 1989.

Indeks pasar saham acuan Jepang telah menembus angka 40.000 untuk pertama kalinya, melanjutkan kebangkitannya setelah mengalami stagnasi selama beberapa dekade.

Nikkei 225 naik 1 persen menjadi 40,308.85 pada perdagangan pagi hari Senin, karena investor mengambil pandangan optimis terhadap perusahaan-perusahaan Jepang menyusul kenaikan di Wall Street.

Saham-saham teknologi termasuk Tokyo Electron dan Advantest termasuk di antara yang memperoleh keuntungan terbesar.

Saham Jepang telah menjadi salah satu pembelian terpanas selama setahun terakhir karena investor asing mengambil keuntungan dari murahnya yen dan reformasi tata kelola perusahaan yang telah meningkatkan keuntungan pemegang saham.

Nikkei naik lebih dari 28 persen pada tahun 2023, mengalahkan S&P 500 di tahun yang baik bagi pasar saham AS.

Bulan lalu, indeks acuan melampaui rekor tahun 1989 sebesar 38.915,8, yang terjadi ketika perekonomian Jepang berada di jurang kehancuran aset yang mengawali stagnasi ekonomi yang “hilang selama beberapa dekade”.

Kebangkitan pasar saham Jepang terjadi di tengah reli berkelanjutan pada saham-saham AS yang dipicu oleh kegembiraan seputar kemajuan kecerdasan buatan.

Nilai perusahaan-perusahaan teknologi AS melonjak dalam beberapa bulan terakhir, dengan kapitalisasi pasar pembuat chip Nvidia pada hari Jumat melampaui $2 triliun.

Perekonomian Jepang secara keseluruhan belum sebanding dengan kondisi pasar sahamnya, dengan tantangan struktural, termasuk menyusutnya populasi dan ketatnya angkatan kerja, yang membebani pertumbuhan.

Perekonomian Jepang bulan lalu secara resmi memasuki resesi, menyerahkan posisinya sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia kepada Jerman.

Sumber

Previous articleBono Mendedikasikan Lagu U2 “All I Want Is You” untuk Ibu Negara Jill Biden Selama Pertunjukan Final
Next articleTWICE Mencetak Album Nomor Satu Pertama di AS Dengan 'With YOU-th'
Freelance journalist covering Indonesia and Timor-Leste. Bylines in the South China Morning Post, Nikkei Asia, The Telegraph and other outlets. Past TV work for ABC News US, Al Jazeera English and TRT World. Previously reported out of Taiwan.