Asap hitam mengepul akibat serangan udara Israel hari ini di pinggiran Aita al-Shaab, desa perbatasan Lebanon dengan Israel seperti yang terlihat dari desa Rmeish di Lebanon selatan. Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. (Foto AP/Hussein Malla)

BEIRUT (AP) — Serangan Israel di Lebanon selatan hari ini dilakukan oleh dua jurnalis yang melaporkan untuk TV Al-Mayadeen yang berbasis di Beirut mengenai kekerasan di sepanjang perbatasan dengan Israel, menurut pejabat Lebanon dan stasiun TV tersebut. Serangan terpisah di lokasi lain di Lebanon menewaskan empat anggota kelompok militan Hamas asal Palestina.

TV Pan-Arab Al-Mayadeen – yang secara politik bersekutu dengan kelompok militan Lebanon Hizbullah – mengidentifikasi jurnalis yang terbunuh saat meliput di kota Tair Harfa sebagai koresponden Farah Omar dan juru kamera Rabih Maamari. Dikatakan memang demikian “menjadi martir karena serangan Israel yang berbahaya,” menambahkan itu adalah serangan udara.

Serangan yang menimpa para jurnalis itu juga menewaskan seorang warga sipil Lebanon, Hussein Akil, kata stasiun tersebut dan media pemerintah Lebanon.

Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki masalah ini. Dalam sebuah pernyataan Selasa pagi, pihaknya mengatakan pesawatnya “menyerang tiga sel teroris bersenjata di wilayah perbatasan dengan Lebanon” selain infrastruktur Hizbullah.

Juga di Lebanon selatan pada hari Selasa, serangan pesawat tak berawak Israel di desa Chaatiyeh dekat pantai Mediterania menewaskan empat anggota Hamas, kata seorang pejabat Palestina dan seorang pejabat keamanan Lebanon.

Pejabat Palestina mengatakan mereka adalah anggota Brigade Qassam, sayap militer Hamas. Pejabat keamanan Lebanon juga mengkonfirmasi bahwa empat orang yang tewas adalah anggota Hamas tanpa menyebutkan apakah mereka berasal dari sayap militer. Seorang pejabat Hamas di Lebanon mengatakan ada “sejumlah syuhada dari perlawanan Palestina,” tanpa mengkonfirmasi nomor atau identitasnya.

Ketiga pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang mengungkapkan informasi militer.

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa empat orang tewas di dalam kendaraan tersebut tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut.

Perbatasan Lebanon-Israel telah menjadi saksi baku tembak setiap hari antara Hizbullah dan pasukan Israel. Bentrokan dimulai sehari setelah serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang sementara sekitar 240 orang diseret kembali ke Gaza sebagai sandera.

Israel sejak itu melancarkan kampanye militer skala besar di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 12.700 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Hamas memiliki kehadiran yang besar di Lebanon, yang merupakan rumah bagi puluhan ribu warga Palestina, banyak dari mereka tinggal di 12 kamp pengungsi di negara tersebut.

Pada 14 Oktober, Hamas mengatakan tiga pejuangnya tewas di sepanjang perbatasan dan mayat mereka ditahan oleh Israel.

Pembunuhan para jurnalis hari ini memicu protes luas di Lebanon.

“Itu adalah penargetan langsung. Itu bukan sebuah kebetulan,” kata Ghassan bin Jiddo, direktur saluran TV tersebut sambil menahan air mata dalam siaran langsung. Mereka bergabung “para martir di Gaza,” dia berkata

Pekan lalu, pemerintah Israel memblokir saluran berita TV Al-Mayadeen agar tidak mengudara di Israel.

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa “Agresi ini membuktikan sekali lagi bahwa kejahatan Israel tidak ada batasnya, yang tujuan utamanya adalah membungkam media yang mengungkap kejahatannya.”

“Israel pengkhianat menargetkan awak media di Lebanon selatan,” Menteri Penerangan Lebanon Ziad Makary mengatakan, menggambarkan serangan itu sebagai berikut “memalukan.”

Kantor media Hizbullah bersumpah dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan terhadap jurnalis tersebut “tidak akan lulus tanpa pembalasan.”

Hamas juga mengutuk serangan itu, dan menyatakannya dalam sebuah pernyataan “kelanjutan perang biadab terhadap rakyat Palestina, negara Arab dan Muslim.”

Dalam laporan langsung terakhirnya sesaat sebelum kematiannya, Omar mengutip pernyataan Hizbullah yang dikeluarkan pagi ini yang mengklaim adanya serangan terhadap sebuah rumah di kota Metula, Israel utara, tempat tentara Israel ditempatkan. Hizbullah mengatakan hal itu sebagai pembalasan atas Israel yang menargetkan rumah-rumah warga sipil di Lebanon selatan.

“Kami masih dalam tahap dini hari, dan kami mengikuti perkembangan apa pun yang mungkin terjadi,” adalah beberapa kata terakhir yang diucapkan Omar.

Media lokal melaporkan beberapa serangan Israel lainnya di Lebanon selatan hari ini.

Kantor Berita Nasional yang dikelola pemerintah mengatakan militer Israel menyerang pinggiran desa Teir Harfa dan Majdal Zoun. Dilaporkan juga bahwa serangan lain terhadap sebuah rumah di desa perbatasan Kfar Kila menewaskan seorang wanita dan melukai cucunya.

Penembakan Israel di Lebanon selatan pada 14 Oktober menewaskan jurnalis video Reuters Issam Abduallah dan melukai jurnalis lain dari kantor berita internasional Prancis, Agence France-Presse, dan TV Al-Jazeera Qatar.



Berita terhangat hari ini dan banyak lagi di kotak masuk Anda











Sumber

Previous articleVideo TV pemerintah Israel menunjukkan anak-anak bernyanyi tentang Gaza
Next articleAs a Muslim prisoner in the US, I worry I will be cremated when I die
Temui Cheverly Amalia, penghibur penuh teka-teki yang telah menaklukkan hati dan panggung. Dengan karisma yang menarik dan bakat yang luar biasa, dia memikat penonton dengan mudah. Dari penampilan yang menggetarkan hingga vokal yang memesona, kekuatan bintang Cheverly tidak mengenal batas. Tetap disini saat dia terus bersinar terang di dunia hiburan.