Israel terus melakukan pemboman tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang terkepung di tengah meningkatnya tanda-tanda bahwa pembicaraan mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas mengalami kemajuan.

Di Khan Younis, sebuah kota di Gaza selatan di mana ratusan ribu penduduk di utara melarikan diri untuk menghindari pemboman Israel, para tetangga mengatakan pada hari Selasa bahwa serangan semalam di sebuah apartemen telah menewaskan tujuh orang, kebanyakan anak-anak.

Di Jabalia di Jalur Gaza utara dan di Rafah di selatan, Selasa pagi menghadirkan pemandangan tragis yang sudah tidak asing lagi di mana orang dewasa dan anak-anak yang terluka dalam pemboman dilarikan ke rumah sakit yang penuh sesak.

Kantor pers pemerintah Hamas mengatakan terjadi pemadaman komunikasi di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara setelah serangan Israel menghantam menara telekomunikasi.

Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober setelah pejuang Hamas melakukan serangan hari itu di Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menawan sekitar 240 orang, menurut para pejabat Israel.

Lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam serangan udara dan darat Israel di Gaza, termasuk 5.600 anak-anak, menurut pejabat Palestina.

Pemimpin Hamas mengatakan gencatan senjata dengan Israel hampir selesai, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia mengharapkan kabar baik segera mengenai para tawanan di Gaza. Pernyataan tersebut merupakan sinyal paling optimis sejauh ini mengenai kesepakatan untuk menghentikan perang di Gaza dan membebaskan tahanan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan untuk membebaskan sebagian orang yang ditahan oleh Hamas sudah dekat. “Tim saya sedang berada di wilayah antar ibu kota. Kami sekarang sudah sangat dekat, hampir bisa membawa pulang beberapa sandera ini,” katanya.

Sumber

Previous articleLebih dari 10.000 warga sipil tewas di Ukraina sejak invasi Rusia, kata PBB
Next articleBRICS mengutuk perang Israel di Gaza sebagai isyarat kepada Barat
Freelance journalist covering Indonesia and Timor-Leste. Bylines in the South China Morning Post, Nikkei Asia, The Telegraph and other outlets. Past TV work for ABC News US, Al Jazeera English and TRT World. Previously reported out of Taiwan.