Otoritas antariksa Korea Utara mengatakan kendaraan peluncur menempatkan satelit Malligyong-1 ke orbit ketika AS mengutuk ‘pelanggaran terang-terangan’ terhadap resolusi PBB.

Korea Utara telah berhasil menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit, kata badan antariksanya, meskipun hal ini tidak mendapat kecaman internasional dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional mengatakan satelit Malligyong-1 diluncurkan dari fasilitas peluncuran satelit Sohae pada hari Selasa pukul 22:42 (13:42 GMT) dan memasuki orbit pada 22:54 (1:354 GMT), negara bagian Korea Utara kantor berita KCNA melaporkan.

Badan antariksa tersebut akan mengirimkan beberapa satelit mata-mata dalam waktu dekat untuk mengamankan kemampuan pengawasan di Korea Selatan dan wilayah lain yang menjadi kepentingan angkatan bersenjata Korea Utara, KCNA melaporkan.

Para pejabat di Korea Selatan dan Jepang, yang pertama kali melaporkan peluncuran tersebut, mengatakan mereka tidak dapat segera memverifikasi apakah sebuah satelit telah ditempatkan di orbit.

Korea Utara sebelumnya telah memberi tahu Jepang bahwa mereka berencana meluncurkan satelit antara 22 November dan 1 Desember.

Korea Utara telah mencoba meluncurkan apa yang disebutnya satelit mata-mata dua kali pada tahun ini namun gagal. Para pejabat Korea Selatan mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka tampaknya siap untuk mencoba lagi dalam waktu dekat.

AS dan Jepang mengutuk peluncuran tersebut

AS dan sekutunya mengecam keras Korea Utara atas peluncuran tersebut. Gedung Putih menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap resolusi PBB.

Peluncuran tersebut “meningkatkan ketegangan dan risiko mengganggu stabilitas situasi keamanan di kawasan dan sekitarnya”, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan dia mengutuk peluncuran tersebut “sekeras-kerasnya”.

“Kami telah melakukan protes keras terhadap Korea Utara,” katanya.

Pyongyang menganggap peluncuran tersebut sebagai bagian dari upaya yang dibenarkan untuk membangun kemampuannya melawan tentara AS dan sekutunya dan mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan armada satelit untuk memantau aktivitas pasukan AS dan Korea Selatan.

Pada hari Selasa, KCNA melaporkan bahwa Korea Utara memiliki “hak berdaulat” untuk mengembangkan satelit militer.

Sumber

Previous articleBRICS mengutuk perang Israel di Gaza sebagai isyarat kepada Barat
Next articleTampak dalam rumah sakit Indonesia di Gaza yang dikelilingi oleh pertempuran sengit
Freelance journalist covering Indonesia and Timor-Leste. Bylines in the South China Morning Post, Nikkei Asia, The Telegraph and other outlets. Past TV work for ABC News US, Al Jazeera English and TRT World. Previously reported out of Taiwan.