Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan waktu hampir habis untuk mencegah bencana kemanusiaan di wilayah kantong yang terkepung.
Perintah evakuasi Israel ke Gaza sama dengan “hukuman mati” bagi pasien rumah sakit yang rentan, Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan otoritas kesehatan di Gaza telah menyarankan bahwa tidak mungkin mengevakuasi pasien rumah sakit yang rentan dalam waktu 24 jam seperti yang diperintahkan oleh militer Israel.
“Ada orang-orang yang sakit parah dan cederanya berarti satu-satunya peluang mereka untuk bertahan hidup adalah dengan menggunakan alat bantu hidup, seperti ventilator mekanis,” kata Jasarevic pada Kamis.
“Jadi memindahkan orang-orang itu adalah hukuman mati. Meminta petugas kesehatan untuk melakukan hal tersebut adalah tindakan yang sangat kejam.”
Militer Israel pada hari Kamis memerintahkan 1,1 juta warga Palestina yang terjebak di Gaza untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan di daerah kantong tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa relokasi begitu banyak orang “tidak mungkin” dan dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk.
Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan arahan Israel “sama sekali tidak realistis”.
Hamas, yang mengelola Jalur Gaza, telah meminta warganya untuk mengabaikan perintah Israel, dan menggambarkannya sebagai “propaganda palsu”.
WHO telah memperingatkan bahwa rumah sakit di Gaza berada pada “titik puncaknya” dan menyerukan koridor kemanusiaan untuk mengizinkan masuknya petugas kesehatan dan memfasilitasi evakuasi orang yang sakit dan terluka.
Jasarevic mengatakan rumah sakit hanya mendapat aliran listrik beberapa jam setiap hari dan terpaksa bergantung pada generator untuk menjalankan fungsi-fungsi penting, dimana pasien di unit perawatan intensif dan bayi baru lahir termasuk yang paling rentan.
“Waktu hampir habis untuk mencegah bencana kemanusiaan, jika bahan bakar, air, makanan dan pasokan kesehatan dan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa tidak dapat segera dikirim ke Jalur Gaza di tengah blokade total,” katanya.