Asosiasi Pengacara Keadilan Seluruh India (AILAJ) mengadakan demonstrasi di Bengaluru pada hari Jumat, menyuarakan kekhawatiran tentang tiga undang-undang pidana baru yang akan diterapkan mulai hari Senin.

Bharatiya Nyaya Sanhita (BNS), 2023, Bharatiya Sakshya Adhiniyam (BSA), 2023, dan Bharatiya Nagarik Suraksha Sanhita (BNSS), 2023, rencananya akan dilaksanakan mulai 1 Juli.

AILAJ menerbitkan buklet berjudul Mengalahkan Kekuatan Kolonial Dalam Permainannya dan menyuarakan keprihatinan atas hukum pidana barumenunjukkan bahwa beberapa ketentuan, seperti mempublikasikan rincian terdakwa dan mengizinkan penggunaan borgol, antara lain, merupakan serangan terhadap asas praduga tak bersalah.

Berkumpul di dekat Kompleks Pengadilan Sipil Kota, para pengacara itu juga berpendapat bahwa ketentuan-ketentuan seperti melaksanakan persidangan virtual atau mengesampingkan hak untuk diadili bagi seorang pelaku tindak pidana akan menjadi serangan terhadap hak atas persidangan yang bebas dan adil.

Asosiasi tersebut mengklaim bahwa ketentuan terorisme dalam BNS bahkan tidak memiliki perlindungan terbatas seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Pencegahan Kegiatan Melawan Hukum dan Pasal 152 undang-undang tersebut secara efektif akan menghidupkan kembali ketentuan penghasutan dengan hukuman yang lebih berat.

Penawaran meriah

Para pengacara juga mengangkat isu undang-undang lain seperti RUU Kantor Pos yang memberi wewenang kepada polisi untuk menyadap kiriman dan membuka atau memusnahkan barang-barang yang dilarang berdasarkan hukum.



Sumber