Universitas Jadavpur. | Kredit Foto: DEBASISH BHADURI

Seorang mahasiswa teknik Universitas Jadavpur dilecehkan oleh sekelompok mahasiswa karena dicurigai mencuri laptop, kata pejabat universitas. Kasus tersebut memicu kekhawatiran karena belum genap setahun sejak seorang remaja berusia 17 tahun jatuh hingga tewas di kampus universitas saat dituduh dilecehkan oleh para seniornya.

Pada tanggal 24 Juli, sekitar pukul 8 malam, Kepala Bagian Medis Universitas Jadavpur menerima panggilan darurat dari seorang mahasiswa di asrama utama, yang terletak di dekat Kantor Polisi Jadavpur. Ketika Kepala Bagian Medis bergegas ke tempat kejadian, ia mendapati mahasiswa yang dalam keadaan tertekan itu dikeroyok oleh lebih dari 50 mahasiswa, yang memaksanya untuk mengakui bahwa ia telah mencuri laptop tersebut. Laptop yang dicuri tersebut kini telah ditemukan kembali.

Mahasiswa tersebut mengeluh kepada petugas bahwa ia merasa tidak enak badan dan ingin mengunjungi rumah sakit. Namun, para mahasiswa tersebut menghentikannya untuk mengantar mahasiswa yang sedang dalam kesulitan itu keluar, kata para petugas. Para mahasiswa tersebut juga dilaporkan memberi tahu Kepala Medis bahwa mereka “ingin memberinya pelajaran”. Di tengah kekacauan dan ejekan, Kepala Medis berhasil mengantarnya keluar dari asrama setelah hampir satu jam. Ia dirawat di rumah sakit setempat.

Orang tua siswa, yang berasal dari Purulia, telah tiba di Kolkata tetapi belum ada pengaduan resmi yang diajukan hingga saat ini.

Partha Pratim Ray, sekretaris jenderal Asosiasi Guru Universitas Jadavpur (JUTA), mengatakan Hindu“Setelah kejadian tahun lalu, kita semua harus lebih sadar. Belum genap setahun sejak kita kehilangan jiwa muda karena perpeloncoan. Apa pun tuduhannya, bahkan jika itu pencurian, tidak ada siswa yang boleh mengambil alih hukum dan ketertiban dan memberikan keadilan kepada teman-temannya seperti di pengadilan Kanguru. Ini tidak dapat diterima.”

Snehamanju Basu, Panitera, Universitas Jadavpur mengunjungi korban di rumah sakit dan memastikan bahwa ia akan menilai situasi setelah berbicara dengan korban. Ia mengatakan kepada saluran berita lokal bahwa mahasiswa tersebut mungkin mengalami serangan panik hebat akibat pelecehan yang ia hadapi di asrama dan itu mungkin menjadi alasan di balik perawatannya di rumah sakit.

Kekerasan di kampus Malda

Dalam insiden kekerasan di kampus lainnya, seorang pria diduga menyerang seorang mahasiswi pascasarjana dengan pisau di kampus sebuah universitas di distrik Malda, Benggala Barat, sebelum mencoba bunuh diri dengan senjata yang sama pada hari Kamis. Keduanya dirawat di Malda Medical College and Hospital dalam kondisi kritis.

Mahasiswa jurusan Matematika Universitas Gour Banga ditikam di leher oleh seorang pria di luar jurusannya. Peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran. Penyerang itu disebut-sebut sebagai mantan mahasiswa universitas yang sama. Tak lama kemudian, pria itu juga menusukkan pisau ke lehernya sendiri, mencoba bunuh diri. Wakil Panitera Rajib Putitundi mengatakan alasan penyerangan itu masih belum diketahui.

Pisau yang digunakan dalam serangan itu ditemukan oleh polisi.

Para saksi mata menuturkan kepada organisasi berita lokal bahwa setelah diserang pertama kali, korban mencoba melarikan diri dari tempat kejadian, tetapi tersangka menyerangnya lagi, yang menyebabkan luka serius.

Setelah penyelidikan awal, polisi menduga masalah hubungan bisa jadi menjadi penyebab serangan itu.

Sumber