Pengusaha teknologi kelahiran Rusia Pavel Durovpria yang dijuluki “Zuckerberg Rusia“untuk penciptaannya VKontakte (VK) jaringan sosial dan Telegram layanan pesan, ditangkap di bandara Paris akhir pekan ini. Pria berusia 39 tahun itu menghadapi tuntutan hukum di Prancis atas dugaan kegiatan kriminal yang terkait dengan Telegram, termasuk penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, dan promosi terorisme.
Dari VKontakte ke Telegram: Perjalanan yang kontroversial
Durov, yang melejit ketenarannya di usia dua puluhan lewat VKontakte, jejaring sosial yang melampaui Facebook di bekas Uni Soviet, telah lama menjadi tokoh kontroversial, lapor Reuters. Penolakannya untuk mematuhi otoritas Rusia menyebabkan ia meninggalkan VKontakte pada tahun 2014 dan kemudian meluncurkan Telegram. Layanan pesan itu, yang dikenal karena enkripsinya yang kuat dan sikapnya yang menentang penyensoran, dengan cepat meraih popularitas global tetapi menghadapi kritik karena diduga memuat konten yang ekstrem.
Aksi-aksi tidak konvensional dan pandangan libertarian
Perilaku Durov yang tidak biasa termasuk aksi tahun 2012 saat ia menghujani pejalan kaki dengan uang kertas pecahan besar dari kantor pusat VKontakte. Sebagai penganut paham libertarian, ia memperjuangkan kerahasiaan internet dan menolak memoderasi konten di Telegram, yang semakin memperumit hubungannya dengan otoritas global.
Masalah hukum dan pengungkapan pribadi
Durov baru-baru ini menangkap menyusul surat perintah Prancis yang menargetkannya atas berbagai pelanggaran yang dilaporkan terkait dengan aktivitas di Telegram. Unit siber polisi Prancis dan kantor antipenipuan nasional menangani kasus tersebut. Durov, yang menetap di Dubai dan kemudian memperoleh kewarganegaraan Prancis, masih dalam tahanan polisi.
Selain usaha bisnisnya, Durov juga menjadi berita utama karena klaim pribadinya, termasuk kabarnya membanggakan diri sebagai ayah dari lebih dari 100 anak melalui donasi sperma. Meskipun kekayaannya, yang diperkirakan mencapai $15,5 miliar oleh Forbes, mata uang kripto miliknya, toncoin, telah mengalami penurunan yang signifikan menyusul berita penangkapannya.
Peran Telegram dalam konflik global
Peran Telegram dalam isu-isu global, termasuk perang Rusia melawan Ukraina, telah menarik perhatian. Saluran platform tersebut digunakan oleh faksi-faksi pro-Moskow dan anti-Moskow, yang menyoroti pengaruhnya yang kontroversial dalam masalah geopolitik.
Masa depan Telegram
Saat pertempuran hukum Durov berlanjut, masa depan Telegram dan perannya yang kontroversial di era digital masih belum pasti. Masalah hukum Durov yang sedang berlangsung dan posisi platform yang kontroversial dalam politik global dapat berdampak jangka panjang pada kekayaannya dan reputasi layanan pesan tersebut.



Sumber