Kepala Menteri Benggala Barat dan pemimpin tertinggi Kongres Trinamool (TMC) Mamata Banerjee. Arsip. | Kredit Foto: ANI

Kepala Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee pada tanggal 26 Juli berangkat ke New Delhi dan mengatakan bahwa dia akan berpartisipasi dalam pertemuan NITI Aayog di ibu kota yang dijadwalkan pada tanggal 27 Juli untuk “merekam suara kami”.

Keputusan Ibu Banerjee untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut muncul di tengah Kepala Menteri dari beberapa negara bagian yang diperintah oleh partai oposisi yang memboikot pertemuan yang kemungkinan akan dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

“Saya akan berada di sana untuk beberapa waktu. Jika mereka mengizinkan kami merekam suara, kami akan merekamnya. Atau akan protes dan keluar dari pertemuan. Saya akan mencoba berbicara atas nama negara saya,” kata Ibu Banerjee kepada wartawan sebelum berangkat ke New Delhi.

Dia mengatakan bahwa Hemant Soren, Kepala Menteri Jharkhand akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut dan menambahkan “akan berbicara mewakili semua orang”.

Kepala Menteri Benggala Barat juga menuduh Pemerintah Pusat melakukan diskriminasi terhadap Benggala Barat dan negara bagian lain yang diperintah Oposisi dalam Anggaran yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Persatuan Nirmala Sitharaman pada tanggal 23 Juli. “Kami tidak dapat mendamaikan bias politik ini dalam Anggaran,” katanya.

Ibu Banerjee mengatakan bahwa ada upaya untuk memecah belah Benggala Barat oleh seorang Menteri dan anggota partai Bharatiya Janata Party.

“Kami mengutuk keras upaya-upaya ini. Memecah Benggala Barat berarti memecah India. Kami tidak mendukung ini,” katanya. Pernyataannya ditujukan pada pernyataan Menteri Negara Persatuan untuk Kementerian Pembangunan Wilayah Timur Laut dan Presiden Partai Bharatiya Janata (BJP) Benggala Barat, Sukanta Majumdar, yang telah mengajukan usulan untuk memasukkan Benggala Utara ke dalam wilayah Timur Laut.

Kepala Menteri mengatakan bahwa di satu sisi Negara menghadapi blokade ekonomi dari Pusat dan di sisi lain ada upaya untuk mengubah geografi dengan memecah belah Negara.

Sumber