Biro Pengawasan Narkotika menangkap tersangka utama dalam jaringan penyelundupan narkoba, Jaffer Sadiq, di New Delhi, pada bulan Maret tahun ini. Foto arsip | Kredit Foto: ANI

Mantan fungsionaris DMK, A. Jaffer Saddiq, 35, dari Chennai, yang dituduh dalam kasus penyelundupan narkoba, telah mengajukan permohonan ke Pengadilan Tinggi Madras untuk membatalkan perintah yang dikeluarkan oleh Direktorat Penegakan Hukum (ED) pada tanggal 26 Juni 2024 untuk menangkapnya sehubungan dengan kasus pencucian uang.

Divisi Hakim Pengadilan MS Ramesh dan Sunder Mohan pada hari Kamis mengizinkan sub permohonan yang diajukan olehnya untuk tidak menerbitkan salinan perintah penangkapan asli dan memerintahkan Panitera Pengadilan Tinggi untuk menomori permohonan pembatalan dan mendaftarkannya untuk sidang pada waktunya.

Dalam surat pernyataannya, pemohon mengatakan bahwa ia ditangkap oleh Biro Pengawasan Narkotika pada tanggal 9 Maret atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Narkotika dan Zat Psikotropika (NDPS) tahun 1985 dan masih mendekam di penjara sejak saat itu. Setelah itu, dakwaan juga diajukan terhadapnya di pengadilan khusus di New Delhi. Ia mengatakan, detektif NCB telah menyita 50,07 kg pseudoefedrin, bahan untuk obat perangsang yang sangat adiktif, metamfetamin, dari sebuah lokasi di New Delhi dan menangkap tiga orang, PU Mukesh, R. Mujibur Rahman, dan R. Ashok Kumar yang dilaporkan bekerja untuk seseorang bernama Bezoz.

Karena nomor telepon pemohon telah disimpan oleh mereka sebagai Bezoz di ponsel mereka, ia dijebak sebagai gembong kejahatan tersebut. Selanjutnya, pejabat ED di Chennai telah mendaftarkan Laporan Informasi Kasus Penegakan Hukum berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang, 2002 berdasarkan kasus NDPS.

Petugas ED membawa pemohon dari penjara Tihar, dengan memperoleh perintah pengadilan yang diperlukan, dan menginterogasinya terkait dengan pencucian uang pada bulan Mei dan Juni tahun ini. Ia juga mengatakan bahwa ED telah mengeluarkan perintah pada tanggal 26 Juni 2024 untuk menangkapnya dan mengklaim bahwa ia memang ditangkap pada hari itu.

Karena ia tidak dihadirkan di hadapan hakim yang berwenang dalam waktu 24 jam setelah penangkapan resmi ini, pemohon berpendapat bahwa penangkapan tersebut telah menjadi ilegal. Namun, untuk mengatasi kegagalan mereka, ED telah memperoleh surat perintah transit tahanan dari Pengadilan Sesi Utama di Chennai pada tanggal 28 Juni, katanya.

Pemohon mendesak pengadilan untuk membatalkan perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Asisten Direktur ED pada tanggal 26 Juni dan menangguhkan perintah penangkapan hingga penyelesaian petisi pembatalan.

Sumber