Taant berasal dari distrik Dhaniakhali dan Phulia di Benggala Barat. Dihidupkan oleh perlindungan kerajaan Jamdani Dhakai, taant yang rendah hati selalu dikaitkan dengan kesederhanaan dan keagungan, dibandingkan dengan kemewahan sutra.

Taants terkenal dengan sulaman motif dan bunga, motif binatang dan burung yang besar, cetakan artistik dan geometris, paisley yang tersebar di sepanjang tubuh dengan garis tepi yang tebal. Disukai oleh wanita lokal dan pedesaan karena kenyamanan dan kemudahan memakainya dalam cuaca panas, taant adalah pilihan populer untuk penggunaan rutin.

Sari ikonik ini populer karena kainnya yang kaku, hasil dari teknik kanji dan tenun khusus. Indianexpress.com belajar tentang proses rumit dan unik dalam pembuatan sari ini dari Tanushree Das, perancang busana dan seniman tekstil, Tanushree Creation Boutique.

“Dhaniakhali taant memiliki dua kategori utama – taana Dan varna. Keduanya terbuat dari kapas murni, taana benang lebih tebal dan tenunan tangan varna dicampur dengan benang sintetis dan jauh lebih tipis,” kata Tanushree.

“Palu itu dijahit dengan buluh padi, tiga sampai empat inci dari ujungnya. Sari Dhaniakhali yang dibuat menggunakan alat tenun listrik mungkin memiliki campuran benang sintetis. Di samping itu, Phulia taant melibatkan benang yang lebih halus, dan dapat diidentifikasi secara khas melalui tiga batas yang menandai pallu,” kata sang desainer.

Penawaran meriah
taant Setiap taant sari memiliki benang yang diwarnai sebelum proses menenun dimulai. Tidak ada proses pewarnaan skala besar yang dilakukan. (Sumber: Unsplash)

Proses kanji

Tanushree menjelaskan, ramuan kanji tersebut antara lain sagu dan garut, serta sedikit ekstrak shahtoot atau murbei, dikeringkan menjadi bubuk dan ditambahkan perekat pengikat untuk membunuh serangga dan hama. Pasca kanji, kain dimasukkan ke dalam mesin untuk dilipat. Dia menunjukkan bahwa Dhaniakhali taant dapat dikenali dari lipatan dan lipatannya yang lebih lebar, sedangkan Phulia dari lipatan dan lipatannya yang lebih tipis.

“Tepi-tepinya pertama-tama diletakkan rata pada bingkai kayu dan desain dipasang di atasnya. Setelah menenun desain pada Dhaniakhali, penghitungan dilakukan. Setiap taant sari memiliki benang yang diwarnai sebelum proses menenun dimulai. Tidak ada proses pewarnaan skala besar yang dilakukan,” kata Tansuhree indiaexpress.com.

Menurutnya, proses kanji yang unik inilah yang memberikan kekakuan khas pada pakaian ini. Menyetrika kain dengan uap dapat mengurangi kerutan yang tajam dan melembutkan lipatan.

“Awalnya, taant ditenun dengan tangan menggunakan kapas Bengal murni yang ditenun sendiri. Seiring dengan kemajuan teknologi, kerajinan tersebut digantikan oleh alat tenun listrik dan mulai kehilangan keahlian aslinya yang sangat indah. Maklum, harga alat tenun taant cukup mahal dibandingkan buatan mesin,” ujarnya.



Sumber