Wakil CM Bihar Samrat Chaudhary menegaskan bahwa pemerintah negara bagian akan menerapkan undang-undang yang ketat untuk mengekang kebocoran kertas ujian. Berkas | Kredit Foto: ANI

Wakil Ketua Menteri Bihar Samrat Chaudhary pada hari Kamis menegaskan bahwa pemerintah negara bagian akan menerapkan undang-undang yang ketat untuk mengekang kebocoran kertas ujian, bahkan ketika CBI melakukan penangkapan pertamanya dalam pertikaian NEET-UG, menahan dua orang dari Patna.

Undang-undang baru tersebut akan disahkan oleh majelis pada sesi musim hujan mendatang di badan legislatif negara bagian, kata Chaudhary.

“Sesuai arahan Kepala Menteri Nitish Kumar, pemerintah negara bagian akan memperkenalkan undang-undang yang ketat untuk memeriksa kasus kebocoran kertas ujian di Bihar,” katanya kepada PTI.

Sesi monsun majelis Bihar dan dewan legislatif negara bagian akan diadakan dari 22 Juli hingga 26 Juli, yang mencakup lima sesi.

“Pemerintah pusat telah mengumumkan Undang-Undang Ujian Publik (Pencegahan Cara Tidak Adil) tahun 2024, yang bertujuan untuk mencegah cara tidak adil dalam ujian publik dan ujian masuk umum yang diadakan di seluruh negeri. Sekarang, pemerintah Bihar juga telah memutuskan untuk memberlakukan undang-undang, yang akan mengekang kebocoran dokumen dan kecurangan dalam ujian rekrutmen,” kata wakil CM.

Terkait penyelidikan CBI terhadap kebocoran dokumen NEET-UG, dia berkata, “Penyelidikan sedang berlangsung… tidak seorang pun akan luput.” Para terdakwa yang ditangkap dibawa ke pengadilan khusus di Patna pada hari Kamis, yang kemudian mengirim mereka ke tahanan pengadilan, kata para pejabat, seraya menambahkan bahwa CBI sekarang akan meminta penahanan kedua orang itu untuk diperiksa.

Negara bagian timur itu juga baru-baru ini diguncang oleh kasus kebocoran kertas Ujian Perekrutan Guru (TRE)-3 dari Komisi Layanan Publik Bihar.

Sementara itu, misteri menyelimuti keberadaan seorang tersangka anggota geng pemecah, seorang siswa AIIMS-Jodhpur, yang muncul untuk kandidat lain di pusat ujian NEET-UG di distrik Muzaffarpur Bihar pada 5 Mei, kata sumber.

Dia tertangkap saat melakukan pemeriksaan biometrik di pusat tersebut beberapa menit sebelum ujian, namun diduga diizinkan pergi setelah mengajukan permintaan maaf tertulis kepada pihak berwenang, kata mereka.

“Sebuah tim polisi baru-baru ini mengunjungi rumah terdakwa di Jodhpur dan bertemu dengan anggota keluarganya. Namun, dia tidak ada di sana. Para petugas juga mengunjungi AIIMS-Jodhpur… tetapi para pejabat di sana tidak memiliki informasi tentang keberadaannya. Kami telah mengirimkan pemberitahuan kepada anggota keluarganya serta administrasi lembaga tersebut,” kata Awadhesh Dixit, SP (Kota), kepada PTI.

Sumber