Rupee India ditutup pada rekor terendah 83,57 terhadap dolar AS pada hari Selasa menjelang hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS dan penguatan greenback terhadap mata uang utama.

Rupee ditutup pada rekor terendah baru di 83,57 terhadap dolar, dibandingkan dengan penutupan Senin di 83,51. Mata uang domestik dibuka pada 83,49 pada hari Selasa. Rupee terakhir kali menyentuh rekor terendah 83,54 pada 18 April.

Pelaku pasar valas mengatakan bahwa tekanan terhadap rupee disebabkan oleh menguatnya dolar terhadap mata uang utama dan karena pasar menjadi sedikit gugup menjelang pertemuan The Fed.

Hasil pertemuan dua hari FOMC, yang dimulai pada 11 Juni, akan diumumkan pada 12 Juni.

“Peserta sangat menantikan rilis data CPI AS besok, yang sangat penting untuk pergerakan pasar. Selain itu, kebijakan dan pernyataan Fed AS mendatang juga penting karena akan memberikan proyeksi dan panduan mengenai kondisi perekonomian di masa depan. Peristiwa ini akan sangat mempengaruhi dolar dan, akibatnya, kinerja rupee,” kata Jateen Trivedi, VP (Analis Riset – Komoditas dan Mata Uang), LKP Securities.

Penawaran meriah

Mata uang domestik diperkirakan diperdagangkan dengan sedikit bias negatif akibat penguatan dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah. Namun, pasar global yang positif dan arus masuk asing yang segar dapat mendukung rupee pada level yang lebih rendah, kata Anuj Choudhary – Analis Riset di Sharekhan oleh BNP Paribas.

Trader mungkin tetap berhati-hati menjelang data inflasi dari India dan Amerika. Harga spot USDINR diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran Rs 83,30 hingga Rs 83,80, katanya.



Sumber