MANILA, Filipina –

Seorang pendeta Filipina yang dituduh melakukan pelecehan seksual dan perdagangan manusia di Filipina serta tuduhan serupa di Amerika Serikat telah ditangkap, kata para pejabat pada hari Minggu.

Menteri Dalam Negeri Benhur Abalos mengumumkan penangkapan Apollo Quiboloy dalam pernyataan singkat di akun Facebook miliknya, tetapi tidak memberikan rincian lainnya. Kepala polisi Filipina Jenderal Rommel Francisco Marbil juga mengonfirmasi penangkapan Quiboloy tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Quiboloy bersembunyi setelah pengadilan Filipina memerintahkan penangkapannya dan beberapa orang lainnya atas dugaan pelecehan anak dan seksual. Senat Filipina secara terpisah memerintahkan penangkapan Quiboloy karena menolak hadir dalam sidang komite yang menyelidiki tuduhan pidana terhadapnya.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah mendesak Quiboloy untuk menyerah dan meyakinkannya akan perlakuan adil oleh pihak berwenang.

Pendeta dan pengacaranya telah membantah tuduhan terhadapnya, dan mengatakan bahwa tuduhan itu dibuat-buat oleh para kritikus dan mantan anggota yang dikeluarkan dari kelompok agama tersebut.

Pada tahun 2021, jaksa federal Amerika Serikat mengumumkan dakwaan terhadap Quiboloy atas dugaan melakukan hubungan seks dengan perempuan dan gadis di bawah umur yang menghadapi ancaman kekerasan dan “kutukan abadi” kecuali mereka menuruti apa yang diklaim sebagai “putra Tuhan” tersebut.

Quiboloy dan dua orang pengurus utamanya termasuk di antara sembilan orang yang disebutkan dalam dakwaan pengganti yang diajukan oleh dewan juri agung federal dan dibuka pada November 2021. Dakwaan tersebut berisi sejumlah tuduhan, termasuk konspirasi, perdagangan seks anak, perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan dan paksaan, penipuan pernikahan, pencucian uang, penyelundupan uang tunai, dan penipuan visa.

Kedutaan Besar AS di Manila merujuk permintaan komentar kepada otoritas Filipina.

Pada bulan Agustus, sekitar 2.000 polisi yang didukung oleh regu antihuru-hara menyerbu kompleks keagamaan besar milik kelompok Quiboloy, yang disebut Kerajaan Yesus Kristus, di selatan kota Davao. Polisi membawa peralatan yang dapat mendeteksi orang-orang yang bersembunyi di terowongan bawah tanah, tetapi tidak menemukannya di kompleks seluas 30 hektar (75 hektar) yang meliputi katedral, stadion, sekolah, kawasan permukiman, hanggar, dan jalur taksi menuju Bandara Internasional Davao.

Pada tahun 2019, Quiboloy mengklaim ia menghentikan gempa bumi besar yang melanda Filipina selatan.

Ia juga merupakan pendukung dekat dan penasihat spiritual mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional sehubungan dengan pembunuhan di luar hukum oleh polisi terhadap ribuan tersangka narkoba.

Sumber