Dengan tegas membantah tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam “kastaisme”, aktivis kuota Maratha Manoj Jarange-Patil pada hari Minggu mengatakan tujuan agitasinya adalah untuk mengamankan reservasi bagi komunitasnya dan tidak menciptakan perpecahan antara anggota Kelas Terbelakang Lainnya (OBC) dan Maratha.

Berbicara di distrik Beed, Jarange-Patil mendesak keputusan tersebut Mahayuti pemerintah serta para pemimpin komunitas OBC untuk tidak menciptakan perpecahan antara kedua komunitas di negara bagian tersebut demi “demi politik bank suara”, sembari mendesak Menteri Dalam Negeri Devendra Fadnavis untuk menjaga hukum dan ketertiban. Tuan Jarange-Patil menyatakan bahwa warga Maratha telah diberikan reservasi beberapa dekade sebelum OBCS dapat mengamankan reservasi mereka.

“Suku Maratha telah diberi hak reservasi sejak 1874… hal ini disebutkan dalam sejumlah surat kabar, termasuk surat kabar Satara dan surat kabar Pemerintah Bombay saat itu, yang menunjukkan suku Maratha dan Kunbi adalah satu dan sama. Di sisi lain, suku OBC pertama kali diberi hak reservasi pada tahun 1967 oleh pemerintah Maharashtra dan kemudian selama Komisi Mandal dua dekade kemudian. Para pemimpin OBC tidak ingin memahami bahwa suku Maratha pertama kali diberi hak reservasi. Kami hanya menuntut apa yang menjadi hak kami,” katanya.

Menyatakan bahwa dia tidak akan mengalah dari tuntutannya agar Maratha mendapat reservasi di bawah kategori OBC Kunbi, Tuan Jarange-Patil bertanya bagaimana para pemimpin OBC bisa menuntut agar 57 lakh rekaman [showing Marathas to have been Kunbis] yang telah ditemukan pemerintah, harus dibuang.

“Agitasi saya tidak memperburuk ketegangan sosial di wilayah Marathwada. Saya dengan tulus mengatakan bahwa saya tidak pernah menganut kasta dan tidak akan melakukannya. Ketika sudah banyak catatan dan bukti yang ditemukan [showing Marathas as Kunbis), you [OBC leaders] mengatakan 'batalkan saja',” katanya.

Tuan Jarange-Patil, yang melakukan empat kali mogok makan selama 10 bulan terakhir membawa kelompok yang dipimpin Eknath Shinde Mahayuti pemerintah bertekuk lutut, memperingatkan para pemimpin OBC agar tidak mencoba menyebarkan kerusuhan di Marathwada dan di bagian lain negara bagian tersebut.

“Kami juga ingin anak-anak kami meraih kesuksesan dalam hidup. Mereka juga punya mimpi dan aspirasi. Kami, warga Maratha, akan menerima reservasi berdasarkan kuota OBC, apa pun yang terjadi. Kami tidak dapat mengubah pendirian kami,” kata aktivis tersebut.

Ia kembali memperingatkan pemerintah yang berkuasa bahwa jika tidak menyetujui tuntutan masyarakat Maratha, ia akan mengumumkan nama-nama politisi yang tidak akan dipilih oleh masyarakat dalam pemilihan Majelis mendatang. “Setelah 13 Juli, saya akan mengambil nama-nama pemimpin yang seharusnya dikalahkan dalam pemilihan,” kata Tn. Jarange-Patil.

Sumber