Ketua Partai Samajwadi (SP) Akhilesh Yadav. | Kredit Foto: ANI

Presiden Partai Samajwadi (SP) Akhilesh Yadav pada hari Kamis menyerang pemerintah Persatuan atas pembatalan ujian Komisi Hibah Universitas (UGC)- Tes Kelayakan Nasional (NET) yang menuduh mafia kertas “mencurangi ujian” di bawah aturan Partai Bharatiya Janata (BJP). Yadav mengatakan kebocoran dokumen yang sering terjadi sangat berdampak buruk pada masyarakat India dan berdampak buruk pada sistem pendidikan secara keseluruhan.

“Dan kini setelah adanya kabar kejanggalan, ujian UGC-NET juga dibatalkan. Di bawah aturan BJP, mafia kertas melakukan kecurangan dalam setiap ujian, satu demi satu. Bisa jadi ini juga merupakan konspirasi besar seseorang terhadap negara. Pahami kronologinya lebih dalam. Jika kertas ujian rekrutmen polisi bocor, situasi hukum dan ketertiban tidak akan membaik. Akibatnya akan terjadi keresahan dan ketidakstabilan dalam negara dan negara. Jika terjadi penipuan dalam ujian NEET, orang jujur ​​tidak akan bisa menjadi dokter dan di masa depan, akan terjadi kekurangan dokter untuk merawat masyarakat di negara tersebut dan orang yang tidak jujur ​​akan menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat. publik,” tulis Pak Yadav di X (sebelumnya Twitter).

Badan Pengujian Nasional (NTA) pada tanggal 19 Juni mengumumkan pembatalan ujian UGC-NET, sehari setelah ujian tersebut dilaksanakan, dengan mengatakan “integritas ujian mungkin telah terganggu”. UGC-NET dilakukan di 1,205 pusat ujian di 317 kota di seluruh negeri dengan sekitar 11 lakh kandidat yang mengikuti ujian.

Kekurangan guru

Presiden SP mengatakan bahwa pembatalan ujian UGC-NET juga akan berdampak buruk pada sistem pendidikan secara keseluruhan dan berakibat fatal bagi negara dalam jangka panjang. “Karena ketidakteraturan ujian UGC-NET, kekurangan guru akan semakin meningkat. Kekurangan guru akan menghambat perkembangan intelektual negara, yang akan berdampak sangat fatal bagi negara dalam jangka panjang,” kata Bapak Yadav.

Mantan Ketua Menteri Uttar Pradesh ini menjuluki kebocoran kertas tersebut sebagai konspirasi besar terhadap sumber daya manusia India. “Karena semua ini, administrasi serta sistem kesehatan dan pendidikan akan hancur. Hal ini dapat menjadi sebuah konspirasi besar terhadap sumber daya manusia di negara kita, yang akan mempunyai konsekuensi negatif yang luas. Itu sebabnya hal ini harus diselidiki secara ketat di bawah pengawasan pengadilan dan pelakunya harus diberi hukuman seberat-beratnya, dan tidak ada penjahat yang boleh diampuni, tidak peduli seberapa besar dia atau seberapa besar kekuasaan yang dimiliki pelakunya,” ujarnya.

Sumber