Amerika Serikat mengklaim Iran melanggar sanksinya ketika menjual jet jumbo tersebut ke Venezuela.

Teheran, Iran – Amerika Serikat telah menyita sebuah pesawat kargo Boeing 747 yang dijual Iran ke maskapai penerbangan milik negara Venezuela, sehingga memicu kecaman dari Teheran.

Departemen Kehakiman AS mengumumkan pada Senin malam bahwa mereka telah menahan pesawat tersebut setelah Argentina melarang terbangnya 18 bulan lalu. Washington mengatakan bahwa penjualan pesawat ke Venezuela pada tahun 2022 oleh Mahan Air Iran melanggar sanksi terhadap Teheran.

AS telah menjatuhkan sanksi terhadap maskapai tersebut karena afiliasinya dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Penjualan pesawat Mahan Air ke Emtrasur Venezuela melanggar sanksi ini, kata Washington. Menyusul kesepakatan tersebut, Argentina melarang terbang jet jumbo tersebut pada Juli 2022.

“Mahan Air – yang dikenal mengangkut senjata dan pesawat tempur untuk Korps Garda Revolusi Islam dan Hizbullah – melanggar pembatasan ekspor kami dengan menjual pesawat ini ke maskapai kargo Venezuela. Sekarang, itu milik pemerintah Amerika Serikat,” kata Asisten Menteri Penegakan Ekspor Matthew S Axelrod dalam a penyataan.

Sejak AS mulai menerapkan sanksi sepihak terberatnya terhadap Iran pada tahun 2019, Washington telah memperlakukan IRGC – komponen militer dan ekonomi penting di Iran – sebagai “organisasi teroris asing”.

'Harta dan harta benda'

Iran dengan cepat mengecam tindakan AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani mengecam tindakan tersebut sebagai “ilegal” dalam sebuah pernyataan singkat, berpendapat bahwa tindakan tersebut melanggar Piagam PBB, dan berjanji untuk membantu Caracas dalam mendapatkan kembali Boeing tersebut.

“Republik Islam Iran mengumumkan dukungan tegasnya terhadap upaya hukum dan diplomatik Venezuela untuk mendapatkan kembali kepemilikan dan akses terhadap harta benda negara tersebut,” katanya.

Pemerintah Venezuela menyebut transfer tersebut sebagai “operasi rakus yang memalukan” dan berjanji untuk “mengambil semua tindakan untuk memulihkan keadilan dan mengembalikan pesawat tersebut kepada pemilik sahnya” tanpa menjelaskan langkah rinci apa pun.

Pemerintahan Nicolas Maduro yang merupakan sekutu Teheran mengecam Argentina karena “berkolusi” dengan AS dan melanggar peraturan penerbangan internasional dan hak-hak Emtrasur.

Departemen Kehakiman AS mengutip dokumen pengadilan yang mengklaim bahwa kapten pesawat yang terdaftar adalah mantan komandan IRGC dan pemegang saham serta anggota dewan Fars Air Qeshm, yang menurut AS berafiliasi dengan operasi luar negeri Pasukan Quds cabang IRGC. dituduh melakukan operasi di luar Iran.

Sejak pihak berwenang Argentina melarang terbang pesawat tersebut, AS berusaha mengambil alih kepemilikan pesawat tersebut.

Departemen Kehakiman AS mengatakan pesawat buatan AS itu rencananya akan dibuang setelah tiba di Florida. Namun pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut.

Sumber