Krisis medis di rumah sakit-rumah sakit di Gaza, atau yang tersisa di rumah sakit tersebut, merupakan sebuah bencana besar. Rumah sakit hampir tidak mampu merawat pasien, dan staf tidak memiliki peralatan, obat-obatan atau bahkan tempat tidur yang diperlukan untuk merawat warga Palestina di wilayah tersebut, yang berjuang untuk bertahan hidup di bawah pemboman Israel yang tiada henti.

Rumah sakit-rumah sakit itu sendiri telah berulang kali diserang, dan beberapa di antaranya hancur sebagian atau seluruhnya. Sebuah tim medis yang dikirim ke Gaza oleh tiga kelompok bantuan menggambarkan situasi di rumah sakit telah mencapai tingkat yang “tak terbayangkan”.

Untuk memahami skala kerusakan fisik di rumah sakit di Jalur Gaza, lembaga verifikasi Sanad Al Jazeera menganalisis citra satelit yang diambil antara 22 Oktober 2023 hingga 27 Maret 2024.

Sanad menemukan 24 rumah sakit yang rusak, antara lain:

  • 6 rumah sakit di Gaza utara
  • 10 rumah sakit di Kota Gaza
  • 1 rumah sakit di Deir el-Balah
  • 7 rumah sakit di Khan Younis

Analisis tersebut mencakup rumah sakit yang telah dihancurkan atau diduduki oleh pasukan Israel.

Mungkin yang paling terkenal adalah Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza.

Pada bulan Maret, tentara Israel menyerbu al-Shifa menggunakan tank dan tembakan keras selama 10 hari, menghancurkan sebagian besar fasilitas tersebut dan menewaskan puluhan orang. Pasukan Israel telah mengklaim bahwa rumah sakit tersebut adalah pusat komando dan kendali Hamas, namun hanya sedikit bukti yang dapat diverifikasi yang mendukung klaim tersebut, dan ribuan warga Palestina menggunakan tempat yang dulunya merupakan pusat medis terkemuka di Gaza sebagai tempat berlindung.

Rumah sakit tersebut telah diserbu empat kali oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober, dengan staf medis dan jurnalis termasuk di antara mereka yang ditangkap, dan kuburan massal ditemukan di sana.

Sumber