Tuduhan AS dimaksudkan untuk 'mengalihkan perhatian' keterlibatan Washington dalam 'kejahatan Israel di Gaza', kata Menlu Iran.

Kementerian Luar Negeri Iran menampik tuduhan Amerika Serikat bahwa Teheran menyerang sebuah kapal tanker kimia di Samudera Hindia, ketika ketegangan meningkat secara global atas ancaman terhadap pelayaran maritim.

Seorang juru bicara kementerian menampik tuduhan itu pada konferensi pers pada hari Senin. Dia menegaskan bahwa klaim AS bahwa drone yang diluncurkan Iran telah menabrak kapal tanker milik Jepang saat berlayar di dekat India adalah salah.

Perdagangan global terpukul ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Kelompok Houthi mengatakan kampanye tersebut, yang menargetkan apa yang mereka katakan sebagai kapal-kapal yang terkait dengan Israel, dimaksudkan untuk memaksa Israel menghentikan pemboman terhadap Gaza.

“Kami menyatakan klaim tersebut ditolak sepenuhnya dan tidak berharga,” kata Nasser Kanaani saat ditanya tentang tuduhan AS.

“Klaim tersebut bertujuan untuk memproyeksikan, mengalihkan perhatian publik, dan menutupi dukungan penuh pemerintah Amerika atas kejahatan rezim Zionis. [Israel] di Gaza,” tambahnya.

Ancaman keamanan yang lebih luas

Serangan pada hari Sabtu menghantam MV Chem Pluto, sebuah kapal tanker milik Jepang yang melakukan perjalanan 200 mil laut (370 km) di lepas pantai India, menurut Pentagon AS.

Kapal tanker itu “berafiliasi dengan Israel” dan sedang dalam perjalanan dari Arab Saudi ke India, lapor perusahaan keamanan maritim Ambrey.

Di tengah serentetan serangan maritim yang terjadi baru-baru ini, ini adalah serangan pertama yang dilakukan AS secara langsung terhadap Iran. Ini juga merupakan kapal pertama yang berada di luar Laut Merah.

AS, yang memimpin satuan tugas global untuk melawan ancaman Houthi, telah berulang kali menuduh Iran “sangat terlibat”.

Namun, Iran bersikeras bahwa mereka tidak berkoordinasi dengan Houthi dan tidak berperan dalam serangan tersebut.

“Perlawanan [Houthis] mempunyai alatnya sendiri… dan bertindak sesuai dengan keputusan dan kemampuannya sendiri,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri kepada kantor berita Mehr pada hari Sabtu.

“Fakta bahwa negara-negara tertentu, seperti Amerika dan Israel, mengalami serangan dari gerakan perlawanan … sama sekali tidak mempertanyakan realitas kekuatan perlawanan di kawasan,” tambahnya.

Di tengah ketegangan tersebut, angkatan laut Iran telah menerima pengiriman rudal jelajah jarak jauh serta helikopter pengintai, menurut media pemerintah negara itu.

Sumber