Jaksa Jerman menuduh warga negara Jerman-Rusia tersebut bersiap untuk 'melakukan serangan dengan bahan peledak dan pembakaran' terhadap situs militer AS di negara tersebut.

Jerman telah menangkap dua warga negara berkewarganegaraan ganda Jerman-Rusia karena dicurigai merencanakan serangan sabotase terhadap situs militer AS di negara tersebut untuk melemahkan dukungan militer Barat terhadap Ukraina.

Jaksa Jerman mengatakan pada hari Kamis bahwa kedua pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Dieter S dan Alexander J, ditangkap sehari sebelumnya di kota Bayreuth di negara bagian Bavaria tenggara setelah rumah dan tempat kerja mereka digeledah karena dicurigai “bekerja untuk orang asing. badan intelijen”.

Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Dieter melakukan kontak dengan lawan bicaranya yang terkait dengan dinas rahasia Rusia, dan bertukar informasi yang dikumpulkan.

Alexander mulai membantunya sejak Maret 2024, tambah jaksa.

Komunikasi rahasia Dieter dimulai pada Oktober tahun lalu, dan dia bersiap untuk “melakukan serangan eksplosif dan pembakaran” terhadap infrastruktur militer dan lokasi industri di Jerman, termasuk fasilitas militer AS.

Dieter dan Alexander diduga mengintai sejumlah sasaran, antara lain mengambil foto dan video transportasi dan barang militer, yang diteruskan ke kontak Rusia.

Menurut Der Spiegel, sebuah majalah Jerman, fasilitas tersebut termasuk pangkalan militer Grafenwoehr di Bavaria tempat tentara Ukraina menerima pelatihan untuk menggunakan tank Abrams AS.

Pihak berwenang Jerman mengatakan Dieter aktif di Ukraina timur antara Desember 2014 dan September 2016 sebagai pejuang di unit bersenjata Republik Rakyat Donetsk (DPR), wilayah Ukraina yang memisahkan diri yang didukung Moskow dan dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2022, dan memiliki senjata api dalam konteks ini.

Dieter menghadapi tuduhan tambahan karena menjadi anggota “organisasi teroris asing” atas aktivitasnya di Ukraina.

Penangkapan tersebut terjadi di tengah pertempuran sengit selama lebih dari dua tahun invasi Rusia ke Ukraina, dengan Jerman sebagai salah satu pemasok bantuan militer terbesar ke Ukraina.

“Otoritas keamanan kami telah mencegah kemungkinan serangan eksplosif yang dimaksudkan untuk menargetkan dan melemahkan bantuan militer kami ke Ukraina,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser.

“Ini adalah kasus dugaan aktivitas mata-mata yang sangat serius [Russian President Vladimir] rezim kriminal Putin.”

Pengumuman penangkapan tersebut pada hari Kamis bertepatan dengan kunjungan mendadak Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck ke Ukraina untuk memberikan lebih banyak dukungan.

Habeck juga diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang telah berulang kali mengeluhkan kurangnya pertahanan udara yang kuat karena serangan Rusia semakin menargetkan infrastruktur energi.

Sumber