Sulit untuk menentukan jawaban pasti terhadap perdebatan seputar atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa.
Ada yang berpendapat bahwa Michael Phelps adalah peraih medali Olimpiade terbanyak dengan 28 medali. Sementara yang lain berpendapat bahwa bintang lintasan dan lapangan Carl Lewis adalah satu dari tiga atlet Olimpiade yang memenangkan nomor perorangan yang sama sebanyak empat kali.
Yang juga bersaing adalah Nadia Comaneci, pesenam pertama yang meraih nilai sempurna 10 dengan penampilan tanpa cela di Montreal 1976, dan Usain Bolt, yang mengubah dunia atletik dengan kepribadiannya yang bersemangat dan penampilannya yang luar biasa di lintasan.
Manajer sepak bola legendaris Jose Mourinho menjadi orang terkini yang ikut campur dalam perdebatan ini, dengan menyebutkan siapa yang menurutnya adalah olahragawan terhebat sepanjang masa dalam sebuah wawancara dengan TNT Sports.
Jawabannya – Jesse Owens – berarti Mourinho juga menganggap bintang lintasan dan lapangan itu sebagai atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa.
Untuk memahami mengapa Owens memiliki tempat yang begitu dihormati dalam sejarah, penting untuk menyelidiki kehidupannya, prestasinya, dan konteks tempat ia berkompetisi.
Prestasi Jesse Owens di lintasan
Mourinho mengakui bahwa 'sangat sulit' untuk menyebutkan tokoh olahraga terhebat sepanjang masa selama wawancaranya, tetapi Owens tentu saja merupakan jawaban yang sangat populer.
James Cleveland “Jesse” Owens lahir pada 12 September 1913, di Oakville, Alabama di Amerika Serikat.
Sejak usia dini, Owens menunjukkan bakat atletik yang luar biasa, unggul dalam cabang atletik. Keluarganya pindah ke Cleveland, Ohio, tempat Owens bersekolah di sekolah menengah atas dan mulai bersinar dalam bidang atletik.
Selama bersekolah di East Technical High School, ia mencetak rekor nasional dalam lari cepat 100 yard dan lompat jauh, sehingga menarik perhatian nasional.
7
7
Owens kuliah di Ohio State University, tempat ia terus memecahkan rekor dan mendominasi kompetisi perguruan tinggi.
Meskipun menghadapi diskriminasi rasial dan kesulitan keuangan, ia bertahan dan lolos ke Olimpiade Berlin 1936.
Permainan ini diadakan di bawah bayang-bayang rezim Nazi Adolf Hitler, yang bertujuan menggunakan acara tersebut sebagai ajang untuk menunjukkan supremasi Arya.
Owens, seorang atlet Afrika Amerika, muncul sebagai simbol perlawanan yang kuat terhadap ideologi ini.
Di Olimpiade Berlin, Owens memenangkan empat medali emas dalam nomor lari 100 meter, 200 m, lompat jauh, dan estafet 4×100 m.
Penampilannya tidak hanya menunjukkan kemampuan atletiknya yang luar biasa tetapi juga memberikan pukulan telak bagi mesin propaganda Nazi.
Prestasi Owens yang memecahkan rekor dengan meraih empat medali emas pada satu Olimpiade tidak dapat disamai sampai Lewis memenangkan medali emas pada cabang yang sama di Los Angeles tahun 1984.
7
Warisan di luar olahraga
Pernyataan Jose Mourinho bahwa Owens memiliki dampak yang lebih besar daripada Bolt dan Phelps berakar pada dampak yang lebih luas dari pencapaian Owens.
Meskipun Bolt dan Phelps tidak diragukan lagi merupakan atlet terhebat dalam olahraga mereka masing-masing, warisan Owens melampaui rekor dan medalinya.
Ia menunjukkan ketangguhan untuk mengatasi diskriminasi dan keterbatasan kesempatan, bahkan ketika ia kembali ke Amerika Serikat setelah Olimpiade.
Owens berjuang untuk mencari pekerjaan yang stabil dan tidak langsung dirayakan atau diberi penghargaan oleh negaranya sendiri.
7
7
Ia akhirnya mendapat pekerjaan sebagai petugas pompa bensin, petugas kebersihan taman bermain, dan kemudian sebagai pembicara publik, tempat ia berbagi pengalaman dan mengadvokasi kesetaraan ras. Owens meninggal pada tahun 1980, tetapi warisannya tetap hidup.
Atlet Amerika Michael Johnson, 'pria dengan sepatu emas' yang memperoleh empat medali emas Olimpiade selama karier lintasan dan lapangannya yang sukses, adalah salah satu dari banyak yang menyebut Owens sebagai idolanya.
“Ketika saya mulai berkarir dan mulai menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari pelari cepat yang datang sebelum saya, Jesse Owens menjadi inspirasi nyata bagi saya,” Johnson mengatakan kepada Sky Sports pada tahun 2020.
“Seorang atlet yang luar biasa, tetapi juga apa yang diwakilinya… ia pergi ke Olimpiade 1936 dan membuktikan bahwa orang kulit hitam bisa menjadi atlet yang luar biasa dan membuktikan bahwa Adolf Hitler salah di Olimpiade miliknya sendiri.
7
“Dia kembali ke AS dan awalnya tidak mendapat sambutan yang layak karena warna kulitnya, tetapi akhirnya menjadi pahlawan sejati di Amerika, dan selalu menanganinya dengan bermartabat dan anggun.
“Saya sangat beruntung bisa bertemu dengan jandanya dan mengenalnya dengan baik. Salah satu pujian terbaik yang pernah saya terima adalah ketika dia datang ke Olimpiade 1996 di Atlanta.
“Ia melihat saya berlari dan berkata kepada saya bahwa melihat saya berlari mengingatkannya pada Jesse, dan bagi saya itu luar biasa. Jadi itulah inspirasi saya untuk sebagian besar karier saya.”
Baik Mourinho maupun Johnson, Owens telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di dunia olahraga. Ia sepenuhnya layak mendapat tempat dalam perdebatan seputar atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa.
Olimpiade akan disiarkan di talkSPORT musim panas ini, dan Anda dapat menyaksikannya melalui layanan streaming online gratis kami di talkSPORT.com
