Koresponden Ismail Abu Omar dan juru kamera Ahmad Matar dalam kondisi serius, dilarikan ke Rumah Sakit Eropa.

Dua jurnalis, termasuk seorang reporter Al Jazeera, terluka dalam serangan Israel di utara Rafah di Gaza selatan.

Kondisi koresponden Al Jazeera Arab Ismail Abu Omar dan juru kameranya Ahmad Matar digambarkan serius dan keduanya dipindahkan ke Rumah Sakit European Gaza, di Khan Younis, untuk perawatan pada hari Selasa.

Kaki kanan Abu Omar diamputasi, namun pecahan peluru masih tertinggal di kepala dan dadanya. Dokter berusaha menyelamatkan kaki kirinya. Dia saat ini sedang menjalani operasi setelah menderita kehilangan banyak darah akibat kemungkinan sayatan pada arteri femoralis.

Kedua jurnalis tersebut terkena serangan drone Israel di kawasan Miraj utara kota Rafah.

Dokter Muhammad al-Astal, dokter gawat darurat di Rumah Sakit Gaza Eropa, mengatakan nyawa Abu Omar terancam akibat luka parah yang dialaminya.

Ahmed Matar, yang mendampingi koresponden Al Jazeera Ismail Abu Omar, di rumah sakit [Screengrab/Sanad]

Dilaporkan dari Rafah, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan ini adalah tragedi lain yang menimpa jurnalis yang mencoba meliput perang Israel di Gaza.

“Mereka di lapangan mendokumentasikan kondisi kehidupan keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi di wilayah tersebut, dan mendokumentasikan kengerian yang mereka alami dan alami dalam 24 jam terakhir ketika serangan udara besar-besaran menargetkan sebagian besar kota Rafah, di mana hampir 100 orang tinggal di sana. orang terbunuh,” katanya.

“Mereka menjadi sasaran langsung oleh rudal yang ditembakkan dari drone.”

Kantor Media Pemerintah di Gaza mengecam “penargetan kru saluran Al Jazeera untuk kelima kalinya”, dalam sebuah serangan yang dikatakan “disengaja”.

“Penargetan ini dilakukan dalam kerangka intimidasi terhadap jurnalis,” katanya, untuk mencegah liputan media mengenai serangan militer di Gaza.

Setidaknya 126 jurnalis telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, sementara 10 jurnalis telah ditangkap, menurut data pemerintah.

Sumber