Penduduk kamp pengungsi Maghazi di Gaza telah kembali ke lingkungan mereka dan hanya menemukan balok-balok beton tergeletak di tempat rumah mereka berdiri.

“Rumah-rumah ini hancur. Rumah kami dibom,” kata Abu Rami Abu al-Ais pada hari Senin, sambil berdiri di tengah puing-puing. “Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza.”

Pada Minggu malam, setidaknya tiga rumah di kamp tersebut terkena serangan udara Israel, yang menewaskan lebih dari 100 orang, menurut koresponden Al Jazeera.

Para pejabat di Gaza mengatakan tujuh keluarga termasuk di antara korban jiwa.

Israel mengatakan pihaknya mengeluarkan perintah dan peringatan evakuasi sehingga warga sipil bisa mendapatkan keselamatan sebelum serangan militer, namun Zeyad Awad mengatakan tidak ada peringatan sebelum serangan tersebut.

“Apa yang harus kita lakukan? Kami warga sipil, hidup damai dan hanya menginginkan keselamatan dan keamanan, namun tiba-tiba kami diserang oleh pesawat tempur Israel tanpa peringatan apa pun,” ujarnya.

Militer Israel mengatakan pihaknya sedang “meninjau insiden tersebut”.

Kamp pengungsi Maghazi adalah salah satu dari beberapa kamp di Gaza dan didirikan pada tahun 1949, menurut PBB, untuk menampung para pengungsi yang terpaksa meninggalkan wilayah Palestina yang diduduki selama pembentukan Israel tahun sebelumnya.

Banyak orang yang melarikan diri dari Maghazi setelah serangan hari Minggu kembali mengungsi setelah melarikan diri dari serangan di Gaza utara.

Sumber