Klaim tersebut muncul setelah Washington, Seoul dan Tokyo memulai latihan militer gabungan pada hari Kamis.

Korea Utara mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, dengan mengatakan bahwa latihan tersebut menunjukkan hubungan ketiga negara telah berkembang menjadi “NATO versi Asia”, demikian laporan media pemerintah.

“Kami mengecam keras… tindakan militer yang provokatif terhadap DPRK [Democratic People’s Republic of Korea],” kata Kementerian Luar Negeri Pyongyang dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA pada hari Minggu.

“AS-Jepang-ROK [South Korea] hubungan ini telah terlihat seperti NATO versi Asia,” katanya, seraya memperingatkan “konsekuensi fatal”.

“DPRK tidak akan pernah mengabaikan langkah AS dan pengikutnya untuk memperkuat blok militer.”

Pada hari Kamis, AS, Jepang dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan skala besar yang disebut “Freedom Edge” yang melibatkan kapal perusak angkatan laut, jet tempur dan kapal induk bertenaga nuklir AS Theodore Roosevelt, yang bertujuan untuk meningkatkan pertahanan terhadap rudal, kapal selam dan serangan udara. .

Latihan ini dirancang pada pertemuan puncak tiga pihak di Camp David, AS tahun lalu, untuk memperkuat kerja sama militer di tengah ketegangan di Semenanjung Korea yang berasal dari uji coba senjata Korea Utara.

Pesawat tempur F-18 berada di hanggar USS Theodore Roosevelt (CVN 71), kapal induk bertenaga nuklir, yang berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Busan di Busan [File: Kyung-Seok Song/AFP]

Korea Utara telah lama mengutuk latihan gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan permusuhan oleh Washington dan Seoul.

Pada hari Minggu, Korea Selatan menolak tuduhan Korea Utara dan mengatakan bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun di antara ketiga sekutu tersebut.

“Tidak masuk akal jika Korea Utara, sumber utama ketegangan di Semenanjung Korea, mengkritik latihan Freedom Edge dengan menjulukinya sebagai 'NATO Asia',” kata Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Seoul juga mengatakan akan meninjau kemungkinan memasok senjata langsung ke Ukraina, sebagai protes terhadap pakta pertahanan bersama baru-baru ini yang ditandatangani antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Korea Selatan dan AS juga menuduh Korea Utara memasok senjata ke Rusia yang digunakan dalam perangnya di Ukraina.

Baik Rusia dan Korea Utara membantah adanya transaksi semacam itu.

Sumber