Korban tewas di Gaza selama serangan 11 minggu itu mencapai 20.258 orang sementara 53.688 lainnya luka-luka.

Setidaknya 201 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 370 orang terluka oleh pasukan Israel dalam 24 jam terakhir di Gaza ketika serangan terhadap wilayah kantong yang terkepung itu mendekati minggu ke-12.

Pemboman di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, termasuk anak-anak, pada hari Sabtu, sementara serangan lain di kamp Jabalia diyakini telah menewaskan puluhan lainnya.

Jumlah korban tewas di Gaza selama serangan selama 11 minggu tersebut telah mencapai 20.258 orang sementara 53.688 lainnya terluka, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Sabtu.

Ribuan jenazah diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan di seberang jalur tersebut.

Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Rafah, mengatakan serangan Israel di Gaza “menjadi jauh lebih intens”.

“Pemboman dan penembakan di bagian utara wilayah itu terus berlanjut ketika mayat-mayat ditemukan membusuk setelah pertempuran berhari-hari di wilayah tersebut,” katanya.

TV Al Jazeera mengatakan jenazah yang membusuk, beberapa di antaranya ditinggalkan selama 20 hari di reruntuhan dan jalanan, akhirnya dikuburkan oleh tim Pertahanan Sipil Gaza pada hari Sabtu.

'Tidak ada tempat yang aman'

Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi dan terpaksa tinggal di tenda-tenda tipis atau di jalan-jalan di bagian selatan Jalur Gaza, dimana dilaporkan terjadi kelaparan yang meluas.

Israel telah lama mendesak warga Palestina untuk meninggalkan wilayah utara Gaza, namun pasukannya juga telah membombardir lingkungan di bagian tengah dan selatan wilayah kecil di pesisir tersebut.

“Ke mana kita harus pergi? Tidak ada tempat yang aman,” kata Ziad, seorang petugas medis dan ayah enam anak, kepada kantor berita Reuters melalui telepon.

“Mereka meminta orang untuk pergi ke sana [the central Gaza city of] Deir el-Balah, tempat mereka mengebom siang dan malam.”

Israel mengatakan 144 tentaranya tewas sejak melancarkan serangan darat pada 20 Oktober, dua minggu setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya, menewaskan 1.147 orang dan membawa 240 tawanan ke wilayah kantong tersebut.

Lebih dari 100 tawanan diyakini masih berada di Gaza setelah sejumlah orang ditukar dalam gencatan senjata selama seminggu bulan lalu. Pemerintah Israel mengatakan dari mereka yang masih berada di Gaza, 22 orang tewas.

Keluarga dan pendukung tawanan yang ditahan oleh Hamas berdemonstrasi di Tel Aviv [Ahmad Gharabli/AFP]

Hamas pada hari Sabtu mengatakan pihaknya telah kehilangan kontak dengan kelompok yang dikatakan bertanggung jawab atas lima tawanan Israel akibat pemboman Israel.

Ada kemungkinan para tawanan itu terbunuh dalam serangan Israel, kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam.

Belum ada tanggapan segera dari otoritas Israel mengenai pernyataan Hamas.

Berdasarkan berbagai sumber informasi, sebuah komite yang ditunjuk pemerintah Israel telah menyatakan beberapa sandera tewas secara inabstia.

Hamas belum mengkonfirmasi laporan tersebut namun telah memperingatkan Israel bahwa “waktunya hampir habis” untuk para tawanan.

Osama Hamdan, perwakilan Hamas di Beirut, pada hari Sabtu, mengatakan tidak akan ada negosiasi dengan Israel mengenai pertukaran tawanan sampai serangan gencar di Gaza berhenti.

“Jika Israel ingin memulihkan hidup para tahanannya, mereka harus menghentikan perang,” katanya.

Sumber