Angkatan Udara mengirimkan tim investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menewaskan Jenderal Francis Ogolla.

Panglima militer Kenya tewas dalam kecelakaan helikopter di barat laut negara itu, kata Presiden William Ruto.

Jenderal Francis Ogolla dan sembilan orang lainnya tewas dalam kecelakaan itu pada pukul 14:20 (11:20 GMT) pada hari Kamis di Kabupaten Elgeyo Marakwet, sekitar 400 km (250 mil) barat laut ibu kota, Nairobi.

Pesawat militer tersebut sedang melakukan kunjungan ke pasukan yang dikerahkan di barat laut Kenya untuk memerangi gemerisik ternak dan jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas di dekat Sekolah Menengah Putra Cheptulel di West Pokot County.

Belum jelas apa penyebab kecelakaan itu.

“Tanah air kita telah kehilangan salah satu jenderalnya yang paling gagah berani,” kata Ruto pada konferensi pers. “Kematian Jenderal Ogolla merupakan kehilangan yang menyakitkan bagi saya.”

Dua tentara selamat dari kecelakaan itu dan berada di rumah sakit, kata presiden, seraya menambahkan bahwa tim investigasi udara telah dikirim untuk mencari tahu penyebab insiden tersebut.

Ogolla sebelumnya adalah panglima angkatan udara Kenya sebelum naik menjadi wakil panglima militer dan kemudian dipromosikan oleh Ruto tahun lalu untuk menjadi panglima militer.

Jenderal tersebut bergabung dengan militer pada tahun 1984 dan dilatih sebagai pilot pesawat tempur di angkatan udara Amerika Serikat dan sebagai pilot instruktur di angkatan udara Kenya, menurut profil Kementerian Pertahanan.

Saat mempromosikan Ogolla ke jabatan tertinggi militer setahun yang lalu, Ruto menuduhnya terlibat dalam komplotan untuk membatalkan hasil pemilihan presiden tahun 2022, namun ia mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk jabatan tersebut.

Puluhan warga sipil dan petugas polisi tewas dalam kerusuhan di Kenya barat laut.

Setidaknya 10 tentara tewas pada Juni 2021 ketika helikopter mereka jatuh saat mendarat di dekat Nairobi.

Sumber