Para menteri luar negeri NATO akan mengadakan pembicaraan awal untuk menyepakati paket dukungan lima tahun untuk Ukraina.

Para menteri luar negeri NATO akan membahas bagaimana memberikan dukungan militer untuk Ukraina dalam jangka panjang.

Pada pertemuan dua hari yang dimulai pada hari Rabu, para menteri diperkirakan akan membahas proposal yang diajukan oleh Ketua NATO Jens Stoltenberg mengenai dana lima tahun sebesar 100 miliar euro ($108 miliar) untuk Ukraina, kata para pejabat.

Berdasarkan rencana tersebut, NATO akan mengambil alih beberapa pekerjaan koordinasi dari koalisi pimpinan Amerika Serikat yang dikenal sebagai kelompok Ramstein. Langkah ini dirancang untuk mencegah pemotongan dukungan AS jika Donald Trump kembali ke Gedung Putih, kata para diplomat, menurut kantor berita Reuters.

“Para menteri luar negeri akan membahas cara terbaik untuk mengatur dukungan NATO terhadap Ukraina, untuk menjadikannya lebih kuat, dapat diprediksi, dan bertahan lama,” kata seorang pejabat NATO.

“Tidak ada keputusan akhir yang akan diambil pada pertemuan tingkat menteri bulan April, dan diskusi akan terus berlanjut menjelang pertemuan puncak di Washington pada bulan Juli.”

Proposal tersebut diperkirakan akan dibahas pada pertemuan di Brussels pada hari Rabu dan Kamis, dengan tujuan menyelesaikan paket tersebut pada saat pertemuan puncak NATO di Washington pada bulan Juli.

Hingga saat ini, NATO sebagai sebuah organisasi masih membatasi diri pada bantuan tidak mematikan untuk Ukraina karena kekhawatiran bahwa peran yang lebih langsung dapat memicu peningkatan ketegangan dengan Rusia. Sebagian besar anggotanya memberikan senjata ke Ukraina secara bilateral.

Namun para diplomat mengatakan ada pandangan yang berkembang di dalam NATO bahwa sudah waktunya untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina pada landasan yang lebih berkelanjutan dan berjangka panjang, dan aliansi transatlantik adalah pihak yang paling tepat untuk mengambil peran tersebut.

Beberapa pihak juga mengatakan bahwa ancaman dari Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia akan menganggap berbagai langkah yang diambil oleh sekutu NATO sebagai tindakan eskalasi tidak mengarah pada tindakan pembalasan terhadap mereka.

Diskusi pada tahap awal

Sebagai bagian dari rencana tersebut, NATO akan membentuk Misi NATO untuk Ukraina, meskipun masih belum jelas apakah misi tersebut akan beroperasi di dalam negeri, kata para diplomat. Beberapa negara bahkan berhati-hati dalam menyebut operasi tersebut sebagai sebuah misi.

Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO, mengatakan rencana itu sebagian “untuk melindungi terhadap angin perubahan politik” di negara anggota NATO mana pun, tetapi Trump adalah yang paling penting dalam pikiran banyak orang, kata seorang diplomat senior NATO.

“Tidak ada keputusan akhir yang akan diambil pada pertemuan tingkat menteri bulan April, dan diskusi akan terus berlanjut menjelang pertemuan puncak di Washington pada bulan Juli,” kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya.

Para diplomat memperingatkan bahwa diskusi mengenai proposal tersebut masih dalam tahap awal dan masih belum jelas apakah total dana sebesar 100 miliar euro akan diterima atau bagaimana dana tersebut akan dibiayai. Semua keputusan NATO memerlukan konsensus di antara 32 anggota aliansi tersebut.

“Ini bisa menjadi perlindungan jika terjadi Trump. Tapi tidak mungkin menciptakan sesuatu yang anti-Trump,” kata diplomat lainnya.

“Dana sebesar 100 miliar terlihat sangat optimis, mengingat betapa sulitnya menyepakati jumlah yang lebih kecil di tingkat UE,” tambah diplomat itu.

Para menteri luar negeri NATO juga diperkirakan akan membahas persaingan untuk menggantikan Stoltenberg setelah Presiden Rumania Klaus Iohannis meluncurkan tantangan mengejutkan terhadap kandidat terdepan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

Para diplomat mengatakan Rutte kini mendapat dukungan dari sekitar 90 persen negara-negara NATO, namun Hongaria dan Turki masih bertahan dan menghalangi pencalonan cepat menjelang KTT tersebut.

Sumber