Ketika agresi Israel meluas di Deir el-Balah, korban sipil meningkat di tengah pemboman rumah-rumah penduduk.

Setidaknya 18 warga sipil tewas dalam serangan udara Israel yang mengebom sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat yang terletak di Jalur Gaza tengah pada Jumat malam. Jurnalis Mohammad Khalifa, 36, termasuk di antara mereka yang terbunuh, bersama istri dan tiga anaknya. Puluhan warga sipil terluka.

Insiden ini menjadikan jumlah korban tewas jurnalis yang terbunuh selama konflik yang sedang berlangsung di Gaza menjadi 99 orang, menurut Kantor Media Pemerintah. Perang Israel di Gaza telah menjadi konflik paling mematikan yang pernah terjadi bagi jurnalis, menurut Komite Perlindungan Jurnalis yang bermarkas di New York. CPJ menyebutkan jumlah korban tewas jurnalis yang terbunuh dalam perang saat ini minimal 69 orang di Gaza, pada tanggal 23 Desember.

Ayah Mohammad Khalifa yang berusia 65 tahun menceritakan pemboman hari Jumat itu kepada Al Jazeera. Keluarga tersebut, kata dia, sedang berada di dalam rumah, bersiap untuk tidur saat penyerangan terjadi. “Kami duduk dengan tenang dan bersiap untuk tidur. Rumah dan semua orang di dalamnya dibom,” katanya. “Anak sulung saya dibunuh saat bekerja sebagai jurnalis, bersama anak-anaknya, dan yang selamat hanyalah seorang anak berusia satu setengah tahun”.

Sang ayah mengatakan ada sekitar 50 orang di rumah tersebut, termasuk kerabat dan teman mereka yang mengungsi dari utara. “Kami adalah orang-orang yang damai, kami tidak memiliki afiliasi politik. Tidak ada keamanan atau tempat aman di seluruh Jalur Gaza.”

Sumber