Mamta Membanting WB CM
Pada hari Sabtu, CM Benggala Barat Mamata Banerjee menyerang Gubernur Jagdeep Dhankhar dan menuduhnya melakukan “penggunaan” kekuasaan di tengah virus corona, dan memintanya untuk berhenti menggunakan komunikasi dan logo media sosial resmi. Banerjee mengatakan kata-katanya 'menghujat, penakut, mengintimidasi, dan kasar.' Surat-suratnya disebut 'belum pernah terjadi sebelumnya'.
Dia mengatakan Gubernur mungkin tidak akan menyetujui kebijakannya dengan menuduhnya mengkhotbahkan dan mengkhotbahkan aturan-aturan konstitusional “tanpa mempraktikkan atau melanggarnya,” tetapi sayangnya, dia tidak punya wewenang lain selain memberi tahu mereka, selama pemerintah tetap mempertahankan kepercayaan parlemen. “Saya meminta Anda untuk tidak meningkatkan upaya Anda untuk merebut kekuasaan, terutama di masa krisis. Jangan menggunakan komunikasi/logo resmi untuk tweet Anda yang terus-menerus di media sosial,” kata Ketua Menteri.
Gubernur Dhankhartold, Presiden Pemerintah Republik Twitter, tidak bermaksud menyembunyikan data COVID-19 yang sebenarnya. Gubernur menyebutkan angka-angka yang menunjukkan kesenjangan informasi nasional dan negara bagian. Mengutip besarnya kesenjangan antara data yang diperoleh pemerintah negara bagian dan data yang diberikan oleh pemerintah pusat, Presiden meminta agar data tersebut dibagi secara transparan dengan mengesampingkan politik. Pekan lalu, setelah respons Benggala Barat terhadap wabah COVID-19, ia mengirimkan dua surat kepada ketua menteri selama bentrokan antara Raj Bhavan dan Nabanna, sekretaris negara.
Menyerah 'Operasi Penutupan Data Covid-19'?@MamataOfficial dan membagikannya secara transparan.Buletin Kesehatan 30/4 Jumlah Kasus Covid Aktif 572. Tidak Ada Buletin Kesehatan pada 1 Mei!!
Informasi ke Pemerintah Pusat Jumlah kasus 931. (1/2) pic.twitter.com/LOUIggYqYa
— Gubernur Benggala Barat Jagdeep Dhankhar (@jdhankhar1) 2 Mei 2020